Industry Report

Industri Tembakau di Indonesia, 2019

Berdasarkan data riset Nielsen, konsumsi rokok di kalangan masyarakat umum Indonesia terus mengalami penurunan selama beberapa tahun terakhir. Sebagai gambaran, pada tahun 2018, sector industri rokok di Indonesia mencatat penurunan volume sebesar 6,5% menjadi 255,8 miliar batang. Penurunan ini tidak hanya terjadi di Indonesia, di berbagai negara lainnya, semakin banyak orang yang meninggalkan rokok tradisional dan beralih ke produk alternative seperti rokok elektrik.

Namun demikian, tidak semua kategori rokok mengalami penurunan. Berdasarkan hasil riset data Nielsen dapat diketahui bahwa permintaan produk sigaret kretek mesin full flavor (SKM FF) naik 2,8% menjadi 107,6 miliar batang dan merupakan kategori terbesar dengan pangsa pasar 42%. Sedangkan untuk penjualan SKM rendah tar nikotin (SKM LTN) yang merupakan pangsa pasar terbesar kedua turun 13,8% menjadi 90,4 miliar batang. Di segmen sigaret kretek tangan (SKT), volume penjualan turun 8,6% menjadi 44,6 miliar batang. Sedangkan untuk kategori terkecil, yakni rokok non kretek atau rokok putih (SPM), volume penjualan turun 13,3% menjadi 13,2 miliar batang.

Wacana kenaikan cukai juga disinyalir menjadi salah satu faktor penyebab turunnya produksi dan penjualan rokok di pasar domestik. Sebagai industri yang sarat dengan regulasi, pemerintah berencana untuk menaikan cukai rokok sebesar 25% dan harga jual eceran sebesar 35% pada awal 2020 nanti. Kenaikan tarif cukai rokok setiap tahunnya merupakan upaya pemerintah untuk menambah pendapatan negara namun di sisi lain adalah untuk mengurangi jumlah konsumennya itu sendiri. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan konsumer justru mencari pilihan alternatif dibandingkan berhenti menjadi konsumer.

Secara keseluruhan, ditengah berbagai kebijakan, industri rokok masih menjadi kontributor penerimaan cukai terbesar untuk negara. Selain dari pasar domestik, industri rokok Indonesia juga sudah mampu bersaing dipasar ekspor yang ditandai dengan kecenderungan meningkatnya volume ekspor dan nilai devisa yang diraih. Dengan demikian, produk rokok ini masih tetap memiliki prospek yang baik di masa mendatang. Untuk mengetahui informasi apa saja yang dibahas dalam laporan industri kali ini, PQM’ers dapat mengetahuinya dari ringkasan berikut:

Profil Industri : Perkembangan Industri Rokok di Indonesia

Berdasarkan catatan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), jumlah pabrik rokok pada 2018 tersisa sekitar 600 unit. Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 100 pabrik yang masih aktif berproduksi setiap harinya. Meskipun jumlah pabrik rokok berkurang, namun selama 2014-2018, penjualan rokok melalui ekspor meningkat dari 82.992 ton ditahun 2014 menjadi 106.867 ton pada 2018. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai perkembangan jumlah pabrik dan produksi rokok, dapat dilihat pada pembahasan “Profil Industri: Perkembangan Industri Rokok di Indonesia”.

Odoo text and image block
Odoo image and text block

Industri Tembakau : Perkembangan Tanaman Tembakau di Indonesia

Selain untuk konsumsi dalam negeri, tembakau juga menjadi salah satu komoditas ekspor. Selama 2014-2018, ekspor tembakau berfluktuasi dari 35.007 ton senilai US$ 291,3 juta pada 2014 menjadi 29.630 ton senilai US$163,4 juta. Sementara selama bulan Januari-Juli 2019, ekspor tembakau telah mencapai 22.564 ton dengan nilai US$ 139,7 juta.dengan volume mencapai 22 ribu ton atau senilai US$ 95 juta pada 2016. Adapun negara tujuan ekspor antara lain Singapura, Malaysia, Sri Lanka, Jerman, Belgia dan lainnya. Pembahasan mengenai industri tembakau mulai dari perkembangan luas perkebunan tembakau, perkembangan produksi serta kondisi impor dan ekspor tembakau di Indonesia, dapat rekan-rekan lihat pada laporan industri edisi kali ini.

Odoo image and text block

Profil Perusahaan : Djarum Group

Berkaitan dengan industri rokok, maka profil perusahaan yang dibahas dalam laporan industri kali ini adalah Djarum Group. Sebagai perusahaan yang pada awalnya memproduksi rokok kretek lintingan tangan dan rokok kretek lintingan mesin, PT Djarum terus melakukan ekspansi usaha seperti sektor digital melalui PT GDP Venture, agrobisinis melalui PT Hartono Plantation Indonesia, properti melalui PT Cipta Karya Bumi Indah hingga perbankan melalui PT Bank Central Asia (BCA) Tbk.

Bagaimana Djarum Group memulai perjalanan bisnisnya hingga pada akhirnya merambah ke industri lainnya, dapat PQM’ers baca pada profil perusahaan Djarum Group di laporan industri edisi kali ini.

Direktori Perusahaan

Informasi berupa direktori perusahaan diharapkan dapat membantu rekan-rekan dalam mendapatkan informasi berupa profil singkat dari perusahaan yang bergerak di industri tembakau dan rokok di Indonesia.

Odoo text and image block

 

Silahkan akses ke dalam Google Drive untuk mendapatkan laporan industri

Google Drive